Bahaya Usia Tua, Penyakit & Kematian

  1. Usia Tua & Sakit

1.1 Dimulai dengan merosotnya ketampanan atau kecantikan kita secara perlahan-lahan sehingga penampilan kita semakin tidak enak untuk dilihat oleh orang lain: rambut putih, botak, gigi tonggos, jalan bungkuk, wajah peyot, kulit keriput;

Ketika berkaca, kita sadar bahwa masa kemudaan kita sudah lewat dan harus siap-siap menghadapi segala akibat dari proses penuaan;

1.2 Organ tubuh, misalnya mata, kuping, gigi, jantung, otak, kita lemah dan akhirnya rusak;

  1. Tubuh kita tidak mau mengikuti keinginan kita sebagaimana ketika masih muda. Contoh: tidak mampu berlari cepat dan jauh, meloncat dll; gigi kita tidak mampu lagi menggigit makanan yang keras dll.

Satu per satu gigi kita rontok (good bye) dan akhirnya kita ompong;

Berjalan pun harus dibantu tongkat atau dipegangi anak atau cucu, jika mereka bersedia;

Banyak teman kita bahkan sudah mendahului kita sehingga kita dapat kesepian.

  • 1.3 Banyak di antara kita tidak mampu lagi mengerti jalan pikiran keturunan kita (anak, cucu, cicit dll)  dan sulit saling berkomunikasi karena pikiran kita berjalan lambat, loyo, cepat lupa, telat mikir, ketinggalan informasi, gaptek dll.
  • Beberapa orangtua bahkan harus tinggal di rumah jompo dll karena tidak diurus lagi oleh keturunannya atau tidak sanggup tinggal bersama-sama lagi.
  • 1.4 Beberapa lagi bahkan harus berpisah dengan harta kesayangannya karena diambil oleh keturunannya sendiri dengan paksa, bujuk-rayu maupun cara lain.
  • Pasangan hidup pun kadang-kadang mendahului kita sehingga kita kehilangan teman sehidup-semati tempat kita biasa curhat;
  • 1.5 Banyak yang harus terbaring sakit, lemah dan tidak berdaya di kamar tidur, bahkan tidak bisa mandi sendiri, buang air besar dan kecil sendiri, makan dan minum sendiri, sehingga menyusahkan banyak orang lain, sampai wafat.
  • Banyak juga yang menimbulkan penderitaan kepada banyak keturunannya karena harus keluar-masuk rumah sakit dengan biaya tinggi, bahkan harus menjual rumah, toko, mobil dll.
  • 1.6 Banyak yang sakit parah sekali sehingga para profesor pun tidak mampu menyembuhkannya dan harus pasrah sampai wafat terjadi dalam keadaan pailit, nyeri, sakit, ketakutan dll.
  • Dll
  • 2. Kematian

2.1 Kematian tidak berarti urusan selesai jika kita bukan Arahat.

  • Kita harus menghadapi kematian dengan sendirian. Kematian tidak bisa disogok dengan uang ataupun emas berlian.
  • Tidak satu pun harta dan anggota keluarga kita bisa mendampingi atau menyelamatkan kita dari kematian.
  • Kematian bersifat kejam, bengis dan tidak diskriminasi, bagaikan gunung batu raksasa yang menghancurkan apa pun yang dilaluinya: semua orang, baik raja, presiden, menteri, orang kaya, miskin dsb, akan dilindasnya.
  • Lalu, kita harus menanggung semua akibat perbuatan kita sendiri yang dilakukan melalui pikiran, perkataan dan tubuh ketika masih hidup, berikut bunganya yang amat, amat jauh di atas bunga deposito bank maupun rentenir yang paling kejam.

Semoga bermanfaat.

Tjan
Tjanhttps://www.tjansietek.com
A senior Indonesian-English sworn translator, former licensed personal advisor and analyst in the Indonesian capital markets, former college lecturer in English for Buddhism, Tipitaka translator, senior member of the Indonesian Translators Association and Indonesian Therevadin Buddhist Council, recipient of the Sāsanadhaja Dharma Adhgapaka award given by the Ministry of Religions of the Republic of Indonesia, Buddhist preacher under the same ministry

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Apakah ada yang bisa kami bantu?