(Sumber gambar: https://www.pexels.com/photo/unrecognizable-monk-standing-near-sacred-torii-gates-of-buddhist-sanctuary-4320759/)
14. YA Puṇṇa Mantānīputta Thera
Lahir sebagai anak dari brahmana perempuan bernama Mantānī (adik dari YA Kondañña), Puṇṇa muda ditahbiskan sebagai bhikkhu oleh YA Kondañña. Beliau tinggal di kota Kapilavatthu dan berhasil mencapai kesucian Arahat. YA Puṇṇa menahbiskan lima ratus orang bhikkhu di Kapilavatthu yang semuanya kemudian menjadi Arahat.
Rathavinīta sutta (MN 24) mencatat wawancara yang sangat mengesankan antara YA Sāriputta dan YA Puṇṇa dan pertemuan pertama mereka.
Puṇṇavoda Sutta (MN 145.5-6), di mana Sang Buddha menasehati beliau tentang bahaya kesenangan dalam nafsu indrawi, mencatat kebajikan-kebajikan YA Puṇṇa:
Sang Buddha bertanya kepada beliau, “Sekarang karena aku telah memberimu nasihat singkat ini, Puṇṇa, di negeri mana kamu akan tinggal?”
“Bhante, karena sekarang Bhante telah memberi saya nasihat singkat ini, saya akan berdiam di negeri Sunāparanta.” “Puṇṇa, orang-orang Sunāparanta buas dan kasar. Jika mereka menyiksa dan mengancammu, apa yang akan kamu pikirkan?”
“Bhante, jika orang-orang Sunāparanta menyiksa dan mengancam saya, saya akan berpikir: “Orang-orang Sunāparanta ini baik hati, betul-betul baik hati sehingga mereka tidak memukul saya dengan tinju mereka; demikianlah saya akan berpikir, Yang Maha Mulia.”
Tetapi, Puṇṇa, jika orang-orang Sunāparanta betul-betul memukulmu dengan tinju mereka, apa yang akan kamu pikirkan pada saat itu?”
“Bhante, jika orang-orang Sunāparanta betul-betul memukul saya dengan tinju mereka, saya akan berpikir: “Orang-orang Sunāparanta ini baik hati, betul-betul baik hati sehingga mereka tidak memukul saya dengan gumpalan (tanah); demikianlah saya akan berpikir, Yang Maha Mulia.”
…
Tetapi, Puṇṇa, jika orang-orang Sunāparanta betul-betul membunuhmu dengan pisau tajam, apa yang akan kamu pikirkan pada waktu itu?”
“Bhante, jika orang-orang Sunāparanta betul-betul membunuhmu dengan pisau tajam, saya akan berpikir begini:’Sudah ada murid-murid Sang Bhagava yang karena dimuakkan dan dijijikkan oleh tubuh dan oleh kehidupan, minta diri mereka dibunuh dengan pisau. Tetapi saya telah dibunuh dengan pisau tanpa memintanya.’ Pada saat itu saya akan berpikir demikian, Sang Bhagava; pada saat itu saya akan berpikir demikian, Yang Maha Mulia..”
Oleh Sang Buddha, YA Puṇṇa Thera disebut sebagai pembabar Dhamma yang terbaik.
14. The Venerable Puṇṇa Mantānīputta Thera
Born to the lady Brahmin Mantānī, the Venerable Kondañña’s younger sister, young Puṇṇa was ordained as a monk by the Venerable Kondañña and lived in the city of Kapilavatthu. He attained arahantship. Then, in the city he ordained five hundred monks, all of whom eventually became Arahants.
The Rathavinīta Sutta (MN 24) records an impressive interview between the Venerable Sāriputta dan the Venerable Puṇṇa and the first encounter between them.
The Puṇṇavoda Sutta (MN 145.5-6), where the Buddha advised him about the dangers of delights in sensual desire, records the virtues of the Venerable Puṇṇa:
The Buddha asked him,”Now that I have given you this brief advice, Punna, in which country will you dwell?”
“Venerable sir, now that the Blessed One has given me this brief advice, I am going to dwell in the Sunāparanta country.” “Puṇṇa, the people of Sunāparanta are fierce and rough. If they abuse and threaten you, what will you think then?”
“Venerable sir, if the people of Sunāparanta abuse and threaten me, then I shall think: ‘These people of Sunāparanta are kind, truly kind, in that they did not give me a blow with the fist.; Then I shall think thus, Sublime One.”
“But, Puṇṇa, if the people of Sunāparanta do give you a blow with the fist, what will you think then?”
“Venerable sir, if the people of Sunāparanta do give me a blow with the fist , then I shall think: ‘These people of Sunāparanta are kind, truly kind, in that they did not give me a blow with a clod.’ Then I shall think thus, Blessed One; then I shall think thus, Sublime One.”
…
But, Puṇṇa, if the people of Sunāparanta do take your life with a sharp knife, what will you think then?”
“Venerable sir, if the people of Sunāparanta do take my life with a sharp knife, then I shall think thus: ‘There have been disciples of the Blessed One who, being humiliated and disgusted by the body and by life, sought to have their lives deprived by the knife. But I have had my life deprived by the knife without seeking for it.’ Then I shall think thus, Blessed One; then I shall think thus, Sublime One ….”
The Venerable Puṇṇa Thera was designated by the Buddha as the monk who excelled in the exposition of the Dhamma.
Ditulis oleh Rama Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, Sāsanadhaja Dharma Adhyapaka Dasa Marsa, Rohaniwan Buddha Kementerian Agama Republik indonesia