Kisah 32 Murid Utama Buddha Gotama: 9. YA Rāhula Thera

(Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/buddhist-monk-reading-scripture-6752688/)

9. YA Rāhula Thera

Beliau adalah anak Pangeran Siddhatta, yang kemudian menjadi Sang Buddha,  dan Puteri Yasodharā. Begitu dilahirkan, Pangeran Siddhatta meninggalkan istana untuk menjadi petapa.

Menjadi Sāmanera

Halaman 102-104 Vinaya Piṭaka mencatat bahwa setelah mencapai Penerangan Sempurna, Sang Buddha pergi ke Kapilavatthu untuk mengunjungi keluarga-Nya. Pangeran Rāhula ditahbiskan menjadi sāmanera oleh YA Sāriputta.

Sāmanera Rāhula setiap bangun pagi memungut segenggam pasir dan berkata “Semoga saya mendapat teguran dari Bhagavā atau dari guru saya sebanyak butir pasir yang ada di dalam genggaman ini.”

Ambalatthikārāhulovāda Sutta (MN 61) dan Mahārāhulovāda utta (MN 62) mencatat pelajaran-pelajaran Sang Buddha kepada YA Rāhula. Cūlarāhulovāda Sutta (MN 147) mencatat bahwa beliau menjadi Arahat ketika mendengarkan ajaran Sang Buddha tentang pandangan terang mengenai anicca dan dukkha.

YA Rāhula dianugerahi gelar sebagai bhikkhu yang terbaik dalam menyukai nasihat sehubungan dengan Tiga Latihan, yaitu Vinaya, meditasi ketenangan (samatha) dan meditasi pandangan terang (vipassanā).

Beliau mencapai Parinibbāna di Surga Tāvatiṁsa di antara para dewa/-i di sana.

9. The Venerable Rāhula Thera

He was the son of Prince Siddhatta, the future Buddha, and Princess Yasodharā. Just after his birth, Prince Siddhatta left the palace to become an ascetic.

Novicehood

Pages 102-104 of Vinaya Texts reocrd that after the Great Enlightement, the Buddha went to Kapilavatthu to visit his family. Young Rāhula was then ordained as the first novice in Buddhism by the Venerable Sāriputta.

Every morning after waking up, he would collect a fistful of sand and said:” May I receive as many exhortations by the Buddha or my teacher as the number of sand grains on hand.”

The Ambalatthikārāhulovāda Sutta (MN 61) and Mahārāhulavāda utta (MN 62) record the instructions given by the Buddha to the venerable Rāhula. The Cūlarāhulovāda Sutta (MN 147) records that he became an Arahant while listening to a discourse by the Buddha concerning insight into impermanence and suffering.

He was then conferred with the title of the monk who excelled in the enjoyment of exhortations about the Three Trainings, namely, the Disciplinary Code and serenity and insight meditations.

He reached Final Nibbāna in the Tāvatiṁsa heaven among the devas there.

Ditulis oleh Rama Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, Sāsanadhaja Dharma Adhgapaka, Rohaniwan Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Apakah ada yang bisa kami bantu?