Site icon Buddha-Gotama

Kisah 32 Murid Utama Buddha Gotama: 12. YA Kumāra Kassapa

(Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/bhikkus-monks-queue-buddhist-5734307/)

12. YA Kumāra Kassapa

Menurut Nigrodhadamiga Jātaka, beliau adalah putra seorang bhikkhuni yang merupakan putri seorang pedagang kaya di Rājagaha. Sebelum menjadi bhikkhuni, ibu beliau sangat ingin meninggalklan hidup keduniawian. Setelah tidak mendapatkan ijin orangtuanya untuk menjadi bhikkhuni, ia dinikahkan. Dengan ijin suaminya, ia kemudian masuk Saṅgha tanpa tahu bahwa dirinya sedang hamil.

Atas perintah Sang Buddha YA Upāli menyelidiki masalah ini dan menyatakan bahwa ia hamil sebelum menjadi bhikkhunī.

Kemudian, ia melahirkan seorang putra yang kemudian dibawa ke istana atas perintah Raja Pasenadi dari Kosala. Pada hari penamaannya, sang bayi diberi nama Kassapa. Di istana ia dibesarkan sebagai seorang pangeran sehingga bernama Pangeran Kassapa.

Pada usia tujuh tahun beliau diangkat sebagai sāmanera. Kemudian, beliau menjadi dikenal sebagai Kumāra Kassapa karena masuk Saṅgha pada usia yang demikian muda dan dibesarkan oleh raja dan, juga karena Sang Buddha, ketika mengirimi beliau makanan yang lezat, menyebut beliau sebagai Kumāra Kassapa.

Vammika Sutta (MN 23) memberitahu kita tentang sebuah cerita yang singkatnya berjalan  sebagai berikut: Ketika YA Kumāra  Kassapa sedang bermeditasi di Andhavana, sesosok dewa muncul di hadapan beliau dan mengajukan 15 pertanyaan yang hanya mampu dijawab oleh Sang Buddha. Lalu, YA Kumāra  Kassapa menghadap Sang Buddha untuk mendapatkan jawabannya dan hal itu menimbulkan pembabaran sutta ini. Setelah merenungi ajaran-ajaran dalam sutta ini, YA Kumāra  Kassapa menjadi Arahat.

Ibu beliau pun menjadi Arahat.

YA Kumāra Kassapa dianugerahi oleh sang Buddha gelar sebagai bhikkhu yang terkemuka dalam kemampuan berwacana.

12. The Venerable Kumāra Kassapa Thera

According to the Nigrodhadamiga Jātaka, his mother was a nun, who was the daughter of a wealthy merchant of Rājagaha. Prior to ordination as a nun, she was eager to renounce the world. Having failed to obtain her parents’ consent to become a nun, she was married and, with her husband’s consent, then joined the Order, not knowing that she was pregnant.

According to the Nigrodhadamiga Jataka, at the Buddha’s order the Venerable Upāli investigated this matter and declared that she was pregnant before ordination.

Then she gave birth to a son who was taken to the palace at the order of King Pasenadi of Kosala. On the day of naming the baby was named Kassapa. In the palace he was grown up like a prince so that he was called Prince Kassapa.

At age seven he was ordained as a novice. The boy came to be called Kumāra Kassapa, because he joined the Order so young and was of royal upbringing, and also because the Buddha, when sending him little delicacies such as fruit, referred to him as Kumāra Kassapa.

The Vammika Sutta (MN 23) tells us a story which in brief runs as follows: When the Venerable Kumara Kassapa was meditating in Andhavana, a deity appeared before him and asked him fifteen questions which only the Buddha was able to answer. Then, the Venerable Kumāra  Kassapa went to the Buddha for the answers and this led to the preaching of this sutta. After dwelling on its teachings the Venerable Kumara Kassapa became an rahant.

His mother became an Arahant, too.

He was given by the Buddha the title of the monk who excelled in eloquence.

Ditulis oleh Rama Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, Sāsanadhaja Dharma Adhapaka, Rohaniwan Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia

Exit mobile version