Apa (kemungkinan) dampak ChatGPT pada karir guru?

ChatGPT dapat menimbulkan dampak yang berbeda-beda pada karir seorang guru, yang sebagian bergantung pada bagaimana teknologi ini digunakan dan, menurut saya, dilaksanakan dalam konteks guru yang pengetahuannya setingkat dengan ChatGPT atau lebih rendah, tidak untuk guru yang pengetahuannya lebih tinggi. Sejumlah dampak yang mungkin terjadi antara lain adalah:

  1. Meningkatkan efisiensi persiapan mengajar dan pelajaran: Guru dapat menggunakan ChatGPT sebagai, antara lain, pengingat kembali pelajaran-pelajaran yang pernah didapatkannya selama kuliah (sd semester 4 S1 atau sedikit di atasnya, yang bergantung pada kualitas perguruan tingginya); pemutakhir pengetahuan dasar yang dipelajarinya 10, 20 tahun lalu atau lebih dengan syarat informasi dan data dari ChatGPT terus mutakhir dan benar,  alat bantu untuk menghemat waktu dalam menyiapkan materi pelajaran, menyusun tugas, atau menjawab pertanyaan umum dari siswa. Dengan adanya teknologi ini yang masih terus-menerus diperkuat, guru bisa mendapatkan sumber daya tambahan dan referensi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan mereka, dengan syarat seperti yang tersebut di atas.
  2. Diversifikasi metode pengajaran: ChatGPT dapat membantu guru untuk memperkenalkan variasi metode pengajaran yang menarik, seperti interaksi dengan asisten virtual yang dapat memperkaya pembelajaran, sekali lagi dengan syarat yang sama seperti di atas. Guru juga dapat memanfaatkan ChatGPT untuk memberikan umpan balik secara perseorangan kepada murid dalam mengembangkan keterampilan tertentu, dengan membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, sesuai dengan keadaan murid.
  3. Pengurangan beban kerja jika sang guru kurang belajar atau tidak belajar terus-menerus (menerapkan prinsip life-long learning) atau tidak punya metode yang lebih unggul: Dengan adanya ChatGPT, guru dapat mendapatkan dukungan dalam mengelola tugas-tugas sehari-hari yang memakan waktu, seperti menyusun jadwal pelajaran, menyusun rencana pelajaran, atau menilai tugas murid. Hal ini dapat membantu mengurangi beban kerja guru dan memungkinkan mereka untuk fokus pada aspek-aspek pengajaran yang lebih mendalam, misalnya menyiapkan bahan ajaran yang sesuai, mendorong para murid agar semakin rajin belajar, menilai hasil pengajaran sebelumnya, memeriksa dan memastikan kesiapan para murid untuk menerima pelajaran berikutnya, membantu para murid yang kesulitan mengatasi mengikuti kurikulum.
  4. Tantangan dalam penilaian: ChatGPT tidak disarankan untuk dipakai dalam penilaian karena hal itu dapat menimbulkan tantangan tersendiri, apalagi jika guru mengandalkan ChatGPT secara tunggal untuk menilai pekerjaan murid. Hal itu dapat mengabaikan aspek kreativitas, konteks, dan pemahaman setiap murid yang tidak dapat sepenuhnya dinilai oleh teknologi. Sebagai pembanding, test IQ pun tidak mampu mengetahui kreativitas dan keterampilan murid, misalnya keterampilan memimpin, emosi, kecerdasan emosional, bakat seni dll. Karena itu, penting bagi guru untuk tidak menggunakan teknologi ini sebagai alat bantu yang super, apalagi sebagai pengganti penilaian guru yang mendalam.
  5. Ketergantungan pada teknologi: Terlalu mengandalkan ChatGPT atau teknologi yang serupa dapat menyebabkan ketergantungan yang berlebihan, terutama bagi guru yang kurang pengetahuan maupun keterampilan. Guru yang ideal perlu tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas peran mereka sebagai pendidik yang berpengalaman dan paham bahwa teknologi hanya alat bantu yang harus digunakan secara bijak dan tepat dalam konteks pembelajaran.

Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun ChatGPT memiliki potensi untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran, peran guru yang ideal sebagai fasilitator pembelajaran, mentor, orangtua, penasihat, dan teman para murid tetap sangat penting. Guru yang hebat memiliki keahlian unik dalam memberikan bimbingan dan membangun hubungan dengan siswa secara emosional, sosial maupun intelektual serta memberikan konteks pembelajaran yang relevan dan tidak dapat digantikan oleh teknologi.

Sedikit Pengalaman memakai ChatGPT

Sampai tanggal artikel ini diterbitkan, ChatGPT mirip dengan ensiklopedia, yang pengetahuannya hanya sd semester 4 program S1 ilmu-ilmu sosial, misalnya manajemen, pendidikan.

Kesimpulan: Penulis memiliki pengalaman sekitar 30 tahun dalam memakai kecerdasan buatan (artificial intelligence), yang dimulai dengan komputer catur, program pengenal suara (voice recognition program) dll. ChatGPT merupakan terobosan teknologi yang spektakuler, berpotensi besar sebagai ensiklopedi modern yang dinamis dan dapat diakses dari mana pun kita berada sepanjang tersedia alat yang sesuai, sambungan Internet lewat kabel yang memadai, atau nirkabel yang sinyalnya juga memadai. Nantinya ChatGPT mungkin mampu menjadi asisten guru di kelas secara virtual dan, di luar kelas,  juga membantu siswa me-review maupun memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajarinya.

(TST/DMM)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Apakah ada yang bisa kami bantu?