Site icon Buddha-Gotama

Kasihilah diri sendiri dan makhluk-makhluk lain yang semuanya harus tua, sakit dan akhirnya mati.

Dhammapada 15:

Idha socati pecca socati

pāpakārī ubhayattha socati

so socati so vihaññati

disvā kammakiliṭṭhamattano.

Terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris oleh Tjan Sie Tek:

Di alam ini ia menderita, di alam berikutnya ia menderita,

di kedua alam pelaku kejahatan itu menderita;

ia menderita dan amat sedih setelah melihat perbuatan jahatnya sendiri.

In this world he/she grieves, in the next he/she grieves,

in both worlds the wrongdoer grieves;

thus he/she grieves and (even) is vexed

after seeing his own evil deeds.

Dhammapada 16:

Idha modati pecca modati

katapuñño ubhayattha modati

so modati so pamodati

disvā kammavisuddhimattano.

Di dunia ini ia senang, di alam berikutnya ia senang,

di kedua alam pelaku perbuatan baik itu senang;

ia senang dan (bahkan) amat senang

setelah melihat perbuatan baiknya sendiri.

In this world he/she delights, in the next he/she delights,

in both worlds the doer of good deeds delights; 

he/she delights and (even) greatly delights

after seeing his/her own good deeds.

Kesimpulan:

Semua makhluk harus menghadapi akibat-akibat berat atau menikmati buah manis perbuatan masing-masing. Menurut Sang Buddha, mayoritas super manusia harus lahir kembali di neraka, alam binatang, alam peta, atau alam asura.

Yang melanggar Pancasila Buddhis secara umum dan sampai meninggal dunia tidak melakukan hal-hal lain yang menghasilkan buah-buah yang lebih besar daripada akibat-akibat pelanggaran tersebut, misalnya bermeditasi samatha atau vipassana, akan lahir kembali di neraka. (Ada juga yang lahir kembali di alam binatang: Jāṇussoṇi Sutta, AN 10.177, atau di surga: Mahā Kammavibanga Sutta, MN 136, karena sebab-sebab tertentu). Bergantung pada jenis dan beratnya pelanggaran mereka, di sana mereka harus menghadapi siksaan yang tidak terbayangkan sakitnya, panasnya dll, ada yang ditusuk oleh tombak dari depan tembus ke belakang, dari bawah sampai kepala; ada yang lidahnya ditarik keluar, lalu digunting atau dipotong perlahan-lahan, dan siksaan lain-lain, oleh makhluk-makhluk neraka yang muncul karena perbuatan mereka sendiri; mereka kehausan dan kelaparan dan menderita secara lain-lain dengan terus-menerus, tanpa tahu waktu apakah siang atau malam, tidak tahu bulan dan tahun karena selalu gelap sampai habis akibat-akibat perbuatan mereka yang menjadikan mereka lahir kembali di sana.

Yang tamak dan pelit sampai meninggal dunia umumnya akan lahir kembali di alam peta. Di sana mereka akan telanjang, tidak punya rumah, kehausan dan kelaparan terus-menerus karena di sana tidak ada pertanian, perkebunan, restoran, minimarket, toko, industri dll. Ada yang harus makan ludah makhluk-makhluk lain; ada yang harus minum darahnya sendiri; tubuh mereka sangat buruk, menjijikkan atau menakutkan. Hanya sedikit sekali yang bisa mendapatkan pakaian, makanan dan minuman melalui pattidāna (pelimpahan buah perbuatan baik).

Yang melekat pada hartanya dan juga yang batinnya bodoh, terutama yang menolak adanya Hukum Kamma, sampai meninggal dunia umumnya akan lahir sebagai kutu atau binatang lain di benda atau barang yang mereka sangat sukai dan ingat ketika meninggal dunia. Ada yang lahir sebagai kutu di pakaian mereka sendiri; sebagai anak anjing di rumah mereka sendiri; ikan di kolam ikannya sendiri dll. Karena itu, jangan bunuh makhluk apa pun yang ada di rumah kita karena kemungkinan besar mereka dulunya adalah pendahulu, saudara, orangtua kita dll. Jika mereka mati dalam keadaan marah atau benci, mereka bisa lahir kembali di neraka.

Contoh: Ada seorang bhikkhu lahir kembali sebagai kutu di dalam lipatan jubah kesayangannya sendiri. Untunglah YMS Buddha menahan para bhikkhu lain agar menunda berbagi jubah tersebut di antara mereka sampai hari ke-8 setelah kematian bhikkhu tersebut. YMS Buddha mendengar teriakan marah kutu tersebut ketika para bhikkhu lain sedang bersiap-siap berbagi jubahnya. Setelah kutu tersebut mati di hari ketujuh dengan damai, barulah YMS Buddha mengijinkan para bhikkhu yang lain berbagi jubah itu. YMS Buddha berkata bahwa kutu itu akan lahir kembali di neraka jika jubahnya dibagi-bagi di hadapannya karena kutu itu dalam keadaan marah.

Dalam kisah lainnya, YMS Buddha, ketika sedang naik perahu di tengah sungai yang besar, memerintahkan seorang bhikkhu yang sudah menjadi Arahat untuk mengangkat bekas istana bhikkhu tersebut ketika beliau adalah seorang raja di salah satu kehidupan lampau beliau. Dengan kesaktian beliau, beliau menarik istana itu dari dasar sungai dan meletakkannya di ujung jari beliau. Akibatnya banyak sekali binatang air seperti ikan, kepiting, ular air berjatuhan keluar dari dalam istana itu. Mereka adalah para kerabat bhikkhu Arahat tersebut yang meninggal dunia dengan pikiran melekat pada keindahan dan kenikmatan hidup di dalam istana itu sehingga lahir kembali di dalam istana itu dalam keadaan yang disebutkan di atas.

Karena itu, pancarkanlah mettā dan karuņā dengan tekun dan tulus sekali, yaitu dari dalam sanubari, kepada para makhluk lain, terutama kepada para leluhur, orangtua, sanak-saudara, teman dan tetangga kita yang sudah meninggal agar mereka bahagia. Juga kepada binatang-binatang yang kita lihat di dalam kamar tidur, rumah, toko, pabrik, kantor kita, misalnya nyamuk, cicak, tikus, anjing, kucing, ikan dll.

Semoga bermanfaat.

Exit mobile version