MEDITASI Terbukti Mengubah Arsitektur Otak dan Perilaku Kita

1.    Latihan konsentrasi pikiran (meditasi) dapat mengubah arsitektur otak dan perilaku seseorang.

2.    Kata Prof Richard Davidson, Universitas Wisconsin di Madison, AS,  “Pikiran dapat mengubah otak dan otak yang telah berubah dapat mengubah pikiran (https://www.nccih.nih.gov/news/events/change-your-brain-by-transforming-your-mind).

Silakan tonton videonya:

3.    Hasil latihan kesadaran penuh (mindfulness) yang menakjubkan

Sekitar 350 buah perusahaan multinasional (MNC) menerapkan latihan konsentrasi pikiran dan menikmati hasil yang mencengangkan:
Di AS dll, para eksekutif ratusan perusahaan besar (GE, FB, SAP, Aetna, Ford, Cochlear, General Mills dll)  dan para politisi AS di Capitol Hill, yaitu Komplek Gedung Kongres, yaitu gabungan DPR & Senat, Washington, D.C. yang berlatih mindfulness terbukti:

3.1 menjadi lebih peka secara positif terhadap perasaan orang lain;

3.2 mudah berempati, pemaaf dan tajam pikiran;

3.3 lebih mudah melakukan perencanaan dan membuat keputusan yang rumit walaupun dalam tekanan waktu dll.

3.4 (para eksekutif perusahaan) menjadi semakin welas asih kepada para kolega dan pegawai yang lain;

3.5 (Pemilik perusahaan) meningkatkan status hubungan mereka dari pegawai menjadi teman bahkan mitra.

Karena itu, sebagian besar berlatih mindfulness sebelum memulai rapat yang penting dan melelahkan.

Catatan: Mindfulness, atau sati dalam bahasa Pali, adalah satu di antara Lima Kekuatan (Pancabala) umat Buddha, yaitu keyakinan (saddha), viriya (energi, semangat), sati, samadhi (meditasi; pemusatan pikiran pada satu objek) dan kebijaksanaan (panna). Kita boleh menerapkan sati secara ekstrim, tetapi kita tidak boleh menerapkan empat kekuatan lainnya secara ekstrim. Contoh: (i) keyakinan umat Buddha pada ajaran Buddha secara ekstrim atau berlebihan akan menjadikan dirinya fanatis; keyakinan dikendalikan dengan kebijaksanaan; (ii) semangat yang ekstrim atau berlebihan akan menjadikan seseorang cemas; semangat dikendalikan dengan meditasi.

4.    Latihan mindfulness meningkatkan kegiatan di beberapa bagian prefrontal cortex(PFC)

Bagian tersebut adalah pusat dari banyak kegiatan berpikir tingkat tinggi kita – penilaian, pembuatan keputusan, perencanaan dan ketajaman pikiran kita.

5.    PFC juga merupakan salah satu tempat yang terlihat lebih aktif ketika kita berperilaku yang suka dengan masyarakat (pro-sosial) – yaitu hal-hal seperti welas asih, empati dan baik hati.

6.    Salah satu cara untuk mengukur fenomena itu adalah dengan meneliti ketebalan cortex (lapisan luar otak besar), karena itu disebut juga sebagai cerebral cortex. Cortex terdiri atas zat abu-abu (gray matter) yang terlipat-lipat dan cortex berperan penting dalam kesadaran kita.

Sumber gambar: Meditation: Can it change you?: https://curiositystream.com/video/1941.

7.    Cereblar cortex (lapisan luar otak besar, disingkat sebagai cortex) menjadi lebih tebal:
Pada sebuah penelitian tahun 2005, peneliti Universitas Harvard, Asisten Profesor Sara Lazar, Ph.D.,(https://scholar.harvard.edu/sara_lazar; dikutip di https://www.linkedin.com/pulse/how-i-use-mindfulness-stay-control-calm-amid-storm-anis-qizilbash), dkk memakai fMRI untuk mengukur perubahan-perubahan pada ketebalan cerebral cortex pada para praktisi mindfulness di Amerika yang telah berpengalaman di Insight Meditation. Lazar dkk menunjukkan bahwa di dalam otak para meditator jangka panjang, wilayah-wilayah cereblar cortex yang terkait dengan pengolahan masukan lewat panca indra lebih tebal.

8.    Pelambatan proses penuaan:
Hasil-hasil tersebut juga menyatakan bahwa meditasi yang teratur dapat melambatkan proses penipisan PFC yang terkait dengan usia yang biasanya tidak terhindarkan.

Contoh: Semakin tipis cortex seorang senior, kita bisa memperkirakan bahwa ia akan mengalami penurunan kecerdasan (Greater cortical thinning in normal older adults predicts later cognitive impairment: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25311277/).

9.    Kemampuan belajar, mengingat, pengaturan emosi dll bertambah kuat:
Dalam penelitian lain, para peneliti telah menunjukkan bahwa meditasi telah menambah zat abu-abu di wilayah-wilayah otak yang dipakai dalam proses belajar dan mengingat, pengaturan emosi, pengolahan pengacuan diri dan penerimaan perspektif.”

10. Hasil-hasil meditasi menunjukkan perubahan-perubahan yang terukur di wilayah-wilayah otak yang terkait dengan ingatan, sadar diri, stress dan empati.

11. Perlu latihan mindfulness hanya 2 bulan x 27 menit untuk tambah kuat ingatan dll:
Dalam penelitian itu, setelah penerapan latihan-latihan mindfulness selama rata-rata 27 menit per hari, para peserta (16 orang) melaporkan bahwa mereka merasakan penurunan stress. Otak mereka bahkan berbicara lebih keras daripada jawaban-jawaban mereka terhadap lembaran tanya-jawab. Gambar-gambar, yang diambil dengan fMRI, sebelum dan sesudah latihan di atas menunjukkan bahwa walaupun baru masa 2 bulan, kepadatan zat abu-abu telah bertambah di dalam hippocampus, yaitu salah satu pusat belajar, ingatan dan sadar diri.

12. Latihan mindfulness selama 2 minggu meningkatkan daya ingat dan kecerdasan.
Para peneliti psikologi di Universitas California di Santa Barbara mendapati bawah retret untuk latihan mindfulness selama 2 minggu telah membantu meningkatkan angka Graduate Record Examination (GRE) calon mahasiswa S2 dari 460 menjadi 520. (https://www.news.ucsb.edu/2013/013489/mindfulness-improves-reading-ability-working-memory-and-task-focus-say-uc-santa-barbara)

13. Latihan mindfulness mengubah struktur otak dan meningkatkan daya ingat:
Kata Michael Baeme, seorang direktur Program Mindfulness Universitas Pennsylvania,” Latihan mindfulness mengubah bagian struktur otak tempat beroperasinya kesadaran. Latihan mindfulness juga memperkuat fungsi kendali pelaksanaan otak dan meningkatkan daya ingat yang aktif.” (https://www.mindful.org/michael-baime-on-stress-management/; https://www.nytimes.com/2013/03/23/your-money/mindfulness-requires-practice-and-purpose.html)

Keterangan: Michael Beame duduk di tengah; Sumber: https://www.nytimes.com/2013/03/23/your-money/mindfulness-requires-practice-and-purpose.html

14. Meditasi menambah kesejahteraan dan mutu hidup kita:
Dengan berlatih meditasi, kita dapat memainkan salah satu peran aktif dalam mengubah otak dan dapat menambah kesejahteraan maupun mutu hidup kita,” kata Vritta Holzel, salah seorang rekan penelitian di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Universitas Giessen di Jerman yang mengerjakan penelitian itu. “Penelitian-penelitian lain di berbagai macam kelompok pasien telah menunjukkan bahwa meditasi dapat menghasilkan peningkatan-peningkatan yang besar dalam berbagai macam gejala dan sekarang kami sedang menyelidiki mekanisme-mekanisme yang mendasarinya di dalam otak yang mempermudah perubahan itu.(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3004979/)

15. Otak yang tidak dilatih konsentrasi bisa merugikan kita:
Otak kita yang elastis juga dapat bekerja dengan merugikan kita. Jika kita terlena dalam kecenderungan-kecenderungan kita yang paling rendah, yaitu bereaksi terhadap setiap perasaan negative dengan bersusah hati mengingat-ingat kesalahan di masa lampau atau merencanakan upaya-upaya untuk membalasnya, pola-pola itu bahkan lama-kelamaan akan menjadi semakin tertanam, sehingga menjebak kita dalam penjara mental buatan kita sendiri. Para ahli syaraf dapat melihat hal itu di catatan-catatan di fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging; uji dengan menggunakan medan magnit dan denyutan energy gelombang radio untuk pembuatan gambar organ dan struktur tubuh untuk mengetahui fungsi-fungsinya).

16. Latihan meditasi mengubah arsitektur dan perilaku kita:
Pada orang-orang yang terus-menerus gelisah, bagian-bagian otak yang terkait dengan rasa takut, kemelekatan dan reaktif muncul begitu terganggu sedikit saja dan lambat untuk menjadi tenang. Tetapi, melalui mekanisme-mekanisme biologis yang sama, latihan mindfulness lama kelamaan akan mengubah otak kita dan juga perilaku kita.

17. Meditasi menjadikan Michael Jordan lebih focus di lapangan dan juga lebih ramah bagi teman-teman seregunya.

18. Salah satu bidang yang sangat menarik perhatian bagi para ahli syaraf yang juga meditator (contemplative neuroscientist) adalah amygdala, yaitu sebuah wilayah yang berbentuk buah almond (badam) di bagian tengah otak. Tampak amygdala memainkan salah satu peran yang terpenting dalam reaksi kita terhadap stress (ketegangan). Ketika kita mengalami keadaan yang penuh ketegangan, dua buah wilayah otak akan menjadi aktif — yaitu hippocampus dan amygdala. Hippocampus, wilayah yang mirip kuda laut di dekat bagian dasar otak, menerima informasi yang dimasukkan dari panca indra kita. Jika ia menentukan bahwa keadaan yang sedang berlangsung bersifat mengancam, hippocampus akan mengaktifkan amygdala. Ketika amygdala diaktifkan, tanggapan kita untuk melawan atau melarikan diri akan mulai, sehingga memompa kortisol dan hormon-hormon lain melalui system tubuh kita, yang meningkatkan tekanan darah kita dan menutupi kemampuan penilaian kita. Kita akan menjadi marah. Kita akan bereaksi secara agresif. Kita pasti akan memperburuk keadaan, tidak memperbaiknya. Para ahli syaraf dengan kasih sayang menyebut hal itu “pembajakan oleh amygdala.”

19. Ketika amygdala terus-menerus ditambah aktif, ia akan lebih mudah terbangkitkan, yaitu lebih sensitive terhadap gangguan berikutnya. Kegelisahan akan menjadi lingkaran yang jahat.    

20. Sedikit latihan mindfulness pun terbukti sebagai pertahanan yang tepat hasil terhadap pembajakan oleh amygdala.
Dalam suatu penelitian yang dijalankan dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, para peneliti menunjukkan bahwa meditasi telah mengurangi ukuran amygdala walaupun baru latihan selama 8 minggu, yaitu mindfulness telah menjadikan para praktisinya kurang mungkin untuk bereaksi berlebihan, sehingga kurang mungkin untuk membiarkan kemarahan mereka menguasai diri mereka.

21. Perubahan-perubahan seperti itu tahan lama.
Mindfulness tidak hanya mengubah otak selama meditasi. Manfaat-manfaatnya berlanjut sampai lama setelah mereka meninggalkan dudukan meditasi. Penelitian sama yang menunjukkan bahwa meditasi telah mengurangi ukuran amygdala juga menunjukkan bahwa kemampuan pengaturan emosi yang diperkuat oleh meditasi akan tahan jauh melebihi waktu yang telah dipakai untuk latihan duduk.

(CMT)

Tjan
Tjanhttps://www.tjansietek.com
A senior Indonesian-English sworn translator, former licensed personal advisor and analyst in the Indonesian capital markets, former college lecturer in English for Buddhism, Tipitaka translator, senior member of the Indonesian Translators Association and Indonesian Therevadin Buddhist Council, recipient of the Sāsanadhaja Dharma Adhgapaka award given by the Ministry of Religions of the Republic of Indonesia, Buddhist preacher under the same ministry

Related Articles

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Apakah ada yang bisa kami bantu?